Tahun Baru, Ini Bedanya Resolusi dengan Life Vision

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi menulis. shutterstock.com

Ilustrasi menulis. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Kita telah memasuki hari ketiga di tahun 2020. Sejumlah orang memantapkan resolusi sebelum momen tahun baru. Apakah Anda termasuk yang membuat resolusi New Year’s Resolution atau resolusi tahun baru? Atau Anda sudah pernah mendengar atau bahkan menerapkan life vision?  

Certified Integrative Life Coach, Eryka Dwi Surya Purnama mengatakan kepada Tempo.co, jika makna resolusi tahun baru yang sering dibuat kebanyakan orang dianggap kurang tepat peletakkannya.

Eryka mengatakan ada beberapa orang yang punya resolusi dan bisa sukses mewujudkannya, tapi tak sedikit pula yang mengecap kegagalan. Eryka juga tak lagi mencanangkan resolusi tahun baru, apalagi menyarankannya. Apa alasannya?

"Karena time spend resolusi cuma pendek, lebih ke tren dan ikut-ikutan tidak ada kejelasan mendasar dalam diri kita tentang sebenarnya keberadaan kita dalam hidup di setiap aspek kehidupan ini buat apa sih. Misalnya aspek keuangan, karier, keluarga, kesehatan, sosial, percintaan, personal development, dan lifestyle," kata Eryka saat dihubungi Tempo.co, Selasa 31 Desember 2019.

Dia mengajak berpikir apa yang diinginkan dalam hidup atau life vision. Sementara kalau resolusi dibatasi waktu, hal itu berefek saat seseorang mengalami tantangan dan hambatan cenderung mudah menyerah. Alhasil, kurang motivasi dari dalam diri untuk meneruskan dan konsisten pada resolusi.

Ilustrasi wanita karir yang bersemangat. shutterstock.com

"Jadi life vision itu penting sekali diciptakan dan dibuat karena akan menjadi blue print dalam hidup kita. Hidup kita mau dibawa ke mana sih. Apa cenderung memilih autopilot, ya tidak masalah. Namun jika ada orang yang hidup tidak nyaman, tidak jelas, tidak happy, dan merasa hidup kok begini-begini saja, momen itulah yang mendorong kita membuat life vision," tutur pemilik website Eryka Purnama ini.

Eryka yang berdomisili di Oslo Norwegia ini menjelaskan lebih lanjut, jika life vision adalah visi sebagai grand design, turunannya ialah action plan. Pertama-tama, punya kejelasan apa yang diinginkan, apakah kita puas dengan kehidupan yang kita jalani saat ini.

Caranya, mulai dengan menjernihkan pikiran terlebih dahulu, lalu merumuskan ingin seperti apa selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah membuat tujuan-tujuan di setiap aspek kehidupan. 

"Ilustrasinya yang mesti detail dan kita buat benar-benar dari hati yang sesuai dengan yang kita butuhkan. Bukan karena yang orang lain punya atau lakukan. Jadi life vision ini sifatnya sangat unik dan personal, tidak sama dengan yang lain," ucap instruktur yoga bersertifikat dan praktisi Reiki ini.

Perlu dipahami juga life vision ini tidak ada yang namanya kata gagal, karena selalu ada kesempatan buat mewujudkan sampai kehidupan kita berakhir. Action plan bisa kita lakukan dari waktu ke waktu sampai life vision yang kita inginkan bisa terwujud.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."