Bingung Pilih Karier atau Studi? Ini Tips Menentukannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi karyawati bahagia. unsplash.com/Brooke Cagle

Ilustrasi karyawati bahagia. unsplash.com/Brooke Cagle

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ketika memiliki karier cemerlang, saat ingin memulai bisnis bisa menakutkan. Sebab beragam kekhawatiran muncul di kepala, mulai dari kehilangan tabungan, belum punya pengalaman hingga takut ditipu.

Mengutip laman Inc, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat dilaporkan bahwa baby boomers (1946-1964) memiliki rata-rata 12,3 pekerjaan antara usia 18 dan 52 tahun. Sebagian besar dari mereka mengalami perubahan pekerjaan atau karier sebelum usia 24 tahun.

Tetapi pada kenyataannya, 93 persen pekerjaan tidak bertahan selama lima tahun. Generasi milenial, bahkan lebih sering berganti pekerjaan atau karier daripada para pendahulu mereka.

Jadi apa yang terjadi ketika Anda berkarier di dunia profesional, lalu berganti ke bisnis atau memilih sekolah dulu? "Perubahan dalam karier pekerjaan bisa menakutkan, dan berganti karier atau memulai bisnis bahkan lebih menakutkan," kata Kelly Hyman, yang meninggalkan karier akting yang sukses menjadi pengacara. "Tapi rintangan terbesar ada di kepalamu."

1. Berubah dalam waktu tertentu

"Banyak klien saya harus berharap memiliki empat hingga tujuh karier dalam kehidupan kerja mereka," tutur Mary Lindley Burton, pendiri Burton Strategies dan penulis In Transition yang telah membantu orang melalui transisi karier selama lebih dari 30 tahun.

"Orang-orang fokus pada apa yang bisa diberikan kepada perusahaan, tetapi mereka tidak memikirkan komitmen seumur hidup,” tambah Burton.

Cobalah jalani karier yang akan memuaskan Anda selama 5-10 tahun. Rentang waktu itu dapat menjadi bekal dalam dunia profesional. Lalu, Anda bisa mulai memikirkan setelah lewat 10 tahun untuk mencicipi bisnis dan mencegah rasa mandek.

2. Jangan takut berubah 180 derajat

Kelly Hyman yang dulunya berkarier di akting, bisa menerapkan keterampilan di dunia aktingnya untuk memulai pekerjaan di bidang hukum.

"Keterampilan akting itu sangat berguna di ruang sidang," ujar Hyman. "Saya menjalani profesi (pengacara) ini dengan bekal kemampuan ekspresi, percaya diri, berpendapat dari akting untuk berkarya di depan banyak sorotan mata dalam ruang pengadilan," ucap Hyman.

Jangan takut mengalami perubahan besar - pikirkan bagaimana keterampilan yang sudah didapat bisa dipakai ke bidang lain. Misalnya saat Anda berkarier menjadi bankir yang selalu berorientasi pada detail, bisa beralih ke analisis data. Lalu, seorang guru bisa menjadi pembicara utama yang hebat.

3. Mempertimbangkan kembali ke sekolah

Tidak ada batasan usia untuk belajar, jadi kembali ke sekolah juga salah satu pilihan. Gelar diperlukan di beberapa bidang, seperti kedokteran atau hukum. Tetapi praktik medis juga membantu lulusan menghasilkan pendapatan untuk melunasi utang mahasiswa mereka. Jika Anda kembali ke sekolah, lebih baik berhitung terlebih dahulu. Tanyakan pada diri sendiri apakah itu cukup dilakukan untuk pengembangan diri.

Steven Pearlstein, kolumnis ekonomi di The Washington Post dan Robinson, profesor urusan publik di Universitas George Mason, mengatakan memang benar bahwa terlalu banyak program kuliah berfokus pada pengetahuan khusus yang tidak akan pernah digunakan oleh para siswa di dunia nyata, alih-alih berpikir kritis.

"Gagasan bahwa pendidikan perguruan tinggi tradisional tepat untuk semua orang yang mencapai usia 18 tahun atau demi mendapatkan pekerjaan yang baik serta mencapai kesuksesan dalam hidup - itu sama sekali salah," tukas ia.

Jika Anda dapat mengubah karier atau meluncurkan bisnis tanpa kembali ke sekolah, lakukanlah. Program magang atau sertifikasi dapat memberi pengetahuan yang dibutuhkan. Banyak pengusaha menghargai pengalaman hidup dan pengalaman kerja - bahkan di bidang yang tidak terkait - seperti  pendidikan formal.

Salah satu manfaat terbesar memulai hal baru setelah berkarier adalah melihat dunia dari sudut yang sama sekali berbeda. Bila Anda memutuskan berganti karier atau sekolah, putuskan dengan diikuti rasa tanggung jawab, perhitungan, dan kekuatan Anda secara profesional.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."