Peneliti Buktikan Puasa dapat Melawan Obesitas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi obesitas. Shutterstock

Ilustrasi obesitas. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Puasa dapat membantu seseorang melawan risiko mengalami obesitas. Hal ini berdasarkan sebuah studi yang dilakukan peneliti dari Texas’ Baylor College of Medicine.

Baca juga: Buka Puasa dengan Air Kelapa, Ini Manfaat untuk Kesehatan

Dr. Ayse Leyla Mindikoglu, profesor kedokteran dan bedah di Texas 'Baylor College of Medicine, seperti dilansir Medical Daily belum lama ini menemukan berpuasa membantu melawan efek dari diet kaya lemak dan gula. Untuk sampai pada temuan ini, dia dan tim mempelajari 14 orang sehat yang berpuasa setiap hari selama 15 jam.

Saat berpuasa, para peserta tidak mengkonsumsi makanan atau minuman. Para peneliti lalu mengambil sampel darah peserta studi pada awal puasa. Mereka juga mengambil sampel darah peserta setelah 4 minggu beruasa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan tropomyosin 1, 3 dan 4. Tropomyosin, jenis protein yang dikenal untuk mengatur kontraksi jantung dan otot rangka. Protein ini juga membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

"Makan dan puasa dapat secara signifikan mempengaruhi cara tubuh membuat dan
menggunakan protein yang penting untuk mengurangi resistensi insulin dan mempertahankan berat badan yang sehat," kata Mindikoglu.

Simak juga: Cara Krisdayanti Bikin Anak Semangat Puasa Ramadan

Studi tentang puasa muncul dalam beberapa tahun terakhir dan memperlihatkan sejumlah manfaat salah satu kewajiban muslim itu pada kesehatan. Sebagai contoh, satu studi menunjukkan, membatasi asupan makanan dapat meningkatkan aktivitas metabolisme dan bahkan dapat membantu melawan penuaan. Bahkan ada juga studi yang menemukan puasa bermanfaat meningkatkan kesehatan usus dan memperkuat
ritme sirkadian.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."