Tips Menabung buat Generasi Milenial yang Ingin Naik Haji

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi haji atau umrah. REUTERS

Ilustrasi haji atau umrah. REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Naik haji biayanya besar, proses mengantrenya hingga belasan tahun. Konon dengan uang 25 juta rupiah, Anda baru bisa memesan kursi.

Tak heran jika belakangan kesadaran generasi milenial menabung untuk naik haji meningkat. Bayangkan jika baru menabung di usia 40 tahun, Anda baru berangkat menjelang usia 60 tahun. Padahal ibadah haji membutuhkan kondisi fisik yang prima.

Masalahnya, menyisihkan uang untuk ditabung atau diinvestasikan selama bertahun-tahun bukan perkara gampang. Menabung atau berinvestasi tak melulu soal berapa jumlah yang disisihkan.

Baca juga:
Alasan Calon Jemaah Haji Disarankan Olahraga 3 Kali Sepekan

"Misalnya, gaji 5 juta rupiah, jika setengahnya buat investasi, tentu terasa berat. Coba kalau 10 persen disisihkan. Jangan lihat nominalnya, tapi cek persentase dan jadikan itu kebiasaan bulanan. Perlahan, gaya hidup Anda akan berubah dan menyesuaikan dengan sisa uang yang Anda genggam," jelas Chief Marketing Officer Narada Asset Management, Anie Puspitasari.

Anie yang berpengalaman menangani investasi dan tabungan lantas memberikan  tips agar kegiatan berinvestasi maupun menabung berjalan mulus.

#Gunakan fasilitas autodebet
Ujaran yang menyebut gaji naik setahun sekali, sedangkan godaan belanja terjadi selama 365 hari itu benar adanya. Anie menyarankan menggunakan fasilitas autodebet untuk memangkas sebagian gaji secara otomatis buat investasi.

"Misalnya gaji yang per bulan 5 juta dipangkas otomatis 250 ribu rupiah. Bulan pertama dan kedua, terasa berat dan mungkin Anda akan mengeluh. Memasuki bulan keempat atau kelima, Anda sudah terbiasa dan terbentuk pola pikir pendapatan yang ada memang 4 jutaan. Akhirnya, hidup terasa cukup karena sudah terbiasa," ujar Anie.

Ilustrasi menabung. Thefiscaltimes.com

#Persentase ideal
Asumsi yang menyebut investasi atau menabung idealnya 10 persen tidak sepenuhnya salah. Kuncinya, kata Anie, ajukan pertanyaan kepada diri sendiri apakah investasi yang ditanam per bulan bisa menutupi inflasi dan rata-rata utang?

"Dengan kata lain, Anda berinvestasi untuk apa? Sesuaikan pula dengan kondisi keuangan. Berdasarkan rekomendasi dari sejumlah perencana keuangan, investasi idealnya memang di kisaran 10-20 persen," tutur Anie.

Artikel lain:
Jemaah yang Sudah Pernah Naik Haji Wajib Bayar Visa Progresif

#Pelihara komitmen
Katanya investasi harus bareng teman agar lebih bersemangat dan kalau tergoda belanja ada yang mengingatkan. Itu tidak sepenuhnya tepat. Anie mengingatkan, di atas teman, ada komitmen. Komitmen muncul jika tujuan menabung atau investasi jelas. Kalau tujuannya jelas, semangat dan komitmen menguat.

#Pelajari profil diri sendiri
Emas sedang tren. Namun investasi semestinya berpegang pada prinsip jangan taruh uangmu dalam satu keranjang. Emas bisa disimpan, tapi bisakah langsung dijual, laku, dan cepat?

"Investasi apapun enggak ada yang salah namun cocokkah dengan profil Anda? Kalau Anda penakut jangan main saham. Bukan salah sahamnya jika nilainya turun dan Anda ketar-ketir. Setiap orang juga punya profil risiko yang beda-beda. Kalau Anda konservatif, tidak disarankan main saham. Carilah alternatif investasi lain lalu sesuaikan dengan profil risiko," kata Anie.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."