Bahaya Langsung Minum Dingin saat Buka Puasa

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi minuman dingin /dok. Rika Ekawati

Ilustrasi minuman dingin /dok. Rika Ekawati

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setelah seharian penuh menahan lapar dan haus kala berpuasa Ramadan, kita sering memilih berbuka puasa dengan minuman dingin. Godaan air es yang menyegarkan setelah menjalani satu hari berpuasa memang sulit ditepis.

Banyak orang yang mengawali buka puasa dengan segelas air es atau minuman dingin lain. Hentikan kebiasaan itu mulai sekarang karena air es tidak baik untuk kesehatan saat dikonsumsi sebagai menu pertama untuk berbuka puasa. Berikut penyebabnya.

1. Saat sedang berpuasa, perut kosong selama lebih dari 12 jam. Kalau meminum air es, lambung akan kaget sehingga dapat menimbulkan kontraksi yang berujung pada rasa sakit ataupun kram. Hal ini sangat sering terjadi, terutama yang menderita maag atau asam lambung.

Baca juga:

Buka Puasa dengan Air Kelapa, Ini Manfaat untuk Kesehatan
Resep Es Alpukat Spesial untuk Buka Puasa yang Mudah Dibuat

2. Air es untuk berbuka puasa dapat menyebabkan lambung mengecil atau menciut sehingga perut akan terasa kenyang dan tidak mampu menampung makanan. Padahal, berbuka puasa adalah waktu untuk memberi tubuh nutrisi yang tidak didapatkan selama berpuasa seharian.

3. Air es yang dikonsumsi saat berbuka puasa juga dapat menjadi faktor penambah berat badan karena mampu membekukan lemak di dalam tubuh dan membuat pembuluh darah mengecil atau menciut, yang bisa berujung pada tidak lancarnya peredaran darah. Alhasil, metabolisme atau pencernaan akan terganggu dan bisa berujung pada sembelit.

Atas dasar alasan-alasan inilah, sangat disarankan untuk berbuka puasa dengan air putih yang tidak dingin atau panas agar tubuh, terutama lambung yang seharian kosong, tidak kaget dan bisa beradaptasi terlebih dulu sebelum menerima asupan makanan atau minuman yang lain.  

TEEN

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."