Burger Hijau dengan Klorofi, Yuk Coba

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Front Page Cantik. Burger Hijau. shutterstock.com

Front Page Cantik. Burger Hijau. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam rangka pemilihan umum (Pemilu) pada 17 April 2019, Burger King meluncurkan “Whopper Damaian”. Burger ini bertujuan untuk menyampaikan pesan perdamaian. Walaupun memiliki pilihan yang berbeda, kita tetap bisa menjadi satu dan damai.

 “Dengan tagline perdamaian dimulai dari kita, kampanye ini bertujuan untuk mempromosikan perdamaian di Indonesia,” tutur Aaron Tang, Chief Marketing Officer Burger King Indonesia.

Burger ini juga memiliki penampilan yang unik, dengan cita rasa yang disesuaikan untuk lidah masyarakat Indonesia. Whopper Damaian ini menggunakan roti berwarna hijau yang menggunakan 100 persen warna hijau alami. Warna hijau di roti berasal dari klorofil, yaitu zat hijau daun yang umumnya terdapat pada tumbuhan atau sayuran hijau. Klorofil memiliki kandungan vitamin, antioksidan, dan sifat terapeutik yang bermanfaat untuk tubuh.

Artikel terkait:
Burgreens, Burger Sehat Berangkat dari 3 Alasan Sehat
Resep Burger Sapi Mini, Kecil tapi Lezat

“Klorofil memang memiliki efek-efek positif yang bisa didapatkan untuk tubuh,” jelas Natalia Purwati, General Manager Supply Chain Burger King Indonesia.

Dia juga menjelaskan kalau klorofil adalah bahan alami dan pastinya aman untuk dikonsumsi. Selain itu, warna hijau juga menjadi simbol perdamaian, sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan dari kampanye ini.

Banyak masyarakat Indonesia yang suka dengan cita rasa pedas. Karena itu, burger yang hanya ada di Indonesia ini juga menggunakan keju dengan potongan cabai Jalapeno yang memberikan cita rasa pedas pada burger. Lainnya, bahan yang digunakan untuk burger ini sama dengan burger biasa, yaitu daging asal Australia yang dipanggang dan sayuran segar, seperti selada, tomat, dan bawang.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."