90 Persen Pasien DBD Anak-Anak, Pentingnya Peran Ibu Mencegahnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Petugas memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Senin 28 Januari 2019. Data dari Dinas Kesehatan setempat menyatakan penderita DBD terus meningkat yang mengakibatkan dua belas orang meninggal dunia dalam kurun waktu tiga pekan terakhir. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Petugas memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Senin 28 Januari 2019. Data dari Dinas Kesehatan setempat menyatakan penderita DBD terus meningkat yang mengakibatkan dua belas orang meninggal dunia dalam kurun waktu tiga pekan terakhir. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di musim hujan, orang tua pasti khawatir dengan menyebarnya nyamuk demam berdarah, aedes aegypti. Di Indonesia, dalam satu bulan pertama 2019 sudah ada 16.692 orang yang terkena penyakit demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD), menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Namun, yang membuat orang tua lebih khawatir lagi adalah data tersebut juga menunjukkan kalau 90 persen kasus demam berdarah tahun ini menyerang anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Anak-anak lebih rentan terserang nyamuk demam berdarah karena masih belum mengetahui cara-cara untuk menghindari nyamuk.

Karena itu, para ibu harus bisa memastikan nyamuk demam berdarah tidak menggigit anak-anak mereka.

Baca juga:
Langkah Penting untuk Menghindari Nyamuk Demam Berdarah

“Berdasarkan penelitian, nyamuk aedes aegypti telah mengalami perubahan perilaku adaptif. Jika sebelumnya nyamuk jenis ini lebih aktif mengisap darah di siang hari, kini juga aktif mengisap di malam hari,” jelas Kepala Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP) Institut Pertanian Bogor, Prof. Drh. Upik Kesumawati Hadi,  di Jakarta Pusat, Selasa, 19 Februari 2019.

Informasi ini tentunya menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh orang tua. Anak sebaiknya selalu diberikan perlindungan dari nyamuk, bisa dalam bentuk minyak ataupun losion antinyamuk yang memang sesuai dengan kulit anak. Tidak hanya itu, para ibu juga harus memastikan di dalam dan luar rumah selalu bersih.

“Uniknya, dalam berkembang biak, nyamuk ini tidak hanya mampu bertelur di air yang jernih, tapi juga air yang berpolusi. Jadi, jentiknya dapat ditemukan di berbagai tempat, baik di dalam, maupun luar rumah,” lanjut Upik.

Karena nyamuk bisa terbang, memastikan lingkungan di dalam dan luar rumah tetap bersih tentunya tidak bisa hanya dilakukan di rumah sendiri. Menyuarakan pentingnya menjaga kebersihan dan melindungi anak dari nyamuk demam berdarah harus dilakukan ke lingkungan sekitar, keluarga, teman-teman, bahkan sekolah anak. Semua orang tua harus terus aktif melindungi anak dari nyamuk demam berdarah.

Artikel lain:
Kenali 3 Jenis Nyamuk di Indonesia dan Cara Menghindarinya

 
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."