Diet Keto Pengaruhi Siklus Menstruasi, Tapi Bermanfaat untuk PCOS

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid

24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada beberapa perubahan tubuh yang terjadi pada tubuh ketika diet keto. Salah satunya adalah perubahan pada siklus menstruasi, dan mungkin membuat menstruasi tidak teratur.

Baca juga: Sedang Diet Keto? Ini 8 Buah yang Aman Dikonsumsi

Ginekolog di Northwestern Memorial Hospital, Amerika Serikat, Angela Chaudhari mengatakan diet keto dapat mempengaruhi siklus menstruasi wanita karena penurunan berat badan yang cepat. "Penurunan berat badan yang cepat dapat mengubah keseimbangan estrogen-progesteron dan mempengaruhi ovulasi, sehingga menyebabkan menstruasi Anda menjadi lebih tidak teratur,” ujar Chaudhari.

Tetapi ketidakteraturan siklus menstruasi bukan satu-satunya penyebab Anda khawatir pada diet keto. Menstruasi Anda bahkan bisa berhenti sama sekali. "Wanita yang menurunkan berat badan dengan cepat atau menjadi sangat kurus bisa menjadi amenore, yang berarti tidak ada periode, karena anovulasi, atau kurangnya ovulasi," kata Chaudhari.

Perlu diingat, bahwa ini mungkin karena penurunan berat badan yang cepat yang mungkin terjadi pada diet keto, tapi perubahan siklus menstruasi tidak hanya terjadi karena diet keto. Hal tersebut juga dapat terjadi karena diet yang sangat rendah kalori, olahraga yang berlebihan, atau memiliki Body Mass Index (BMI) yang sangat rendah. "Ini dapat menyebabkan beberapa hormon di otak Anda yang mengatur ovulasi untuk turun, dan karena itu mencegah ovulasi atau menunda ovulasi yang menyebabkan ketidakteraturan menstruasi,” ujar Chaudhari seperti dikutip dari Women's Health.

Chaudhari menambahkan, meski buktinya sangat terbatas, tetapi pembatasan karbohidrat yang ekstrim dapat menyebabkan perubahan dalam hormon lutenizing, hormon yang dilepaskan dari otak. Ketika tubuh berfungsi normal, hormon lutenizing berkontribusi pada keteraturan ovulasi. Tetapi ketika karbohidrat dibatasi, dan hormone lutenizing berkurang, bisa menyebabkan amenorrhea atau hypomenorrhea atau periode menstruasi yang pendek.

Namun, diet keto mungkin bermanfaat untuk wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan hormonal yang mencegah ovarium dari mengembangkan atau melepaskan telur. "Ada data yang muncul bahwa pasien dengan PCOS, yang biasanya memiliki masalah dengan kesuburan, [dapat membantu] memulihkan periode reguler dan mungkin membantu dengan kesuburan dengan membuat pasien lebih responsif terhadap perawatan kesuburan," kata Ula Abed Alwahab, MD, seorang ahli endokrin di Klinik Cleveland, Amerika Serikat.

Hal tersebut karena, dengan PCOS, kelebihan insulin dalam tubuh wanita juga meningkatkan kadar androgen dan testosteronnya, yang kemudian membatasi produksi estrogen dan kemampuan tubuh untuk berovulasi. Menurunkan berat badan pada diet keto juga dapat membantu gejala PCOS. "Penurunan berat badan dianjurkan untuk semua wanita dengan PCOS dan diet ketogenik dapat menjadi salah satu metode untuk membantu mencapai tujuan penurunan berat badan," kata Chaudhari. "Dengan memiliki BMI yang lebih sehat, wanita lebih cenderung berovulasi secara teratur menuju periode yang lebih teratur."

Tetapi, seperti halnya diet apa pun, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter sebelum melakukannya, terutama jika memiliki masalah medis seperti PCOS. Dan alih-alih berfokus pada diet tertentu, seperti diet keto, sangat penting untuk menemukan diet yang berkelanjutan dan sehat yang membantu Anda mempertahankan berat badan yang sehat — dan siklus menstruasi yang stabil.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."