Pakar Ungkap Kaitan Konsumsi Garam dan Penyakit Jantung

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penderita gangguan kesehatan jantung memilih melakukan diet garam. Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan penderita jantung mengonsumsi hanya 1.500 miligram (kurang dari tiga perempat sendok teh) garam per hari, atau hanya setengah dari konsumsi garam harian masyarakat pada umumnya yang sebesar 3.400 miligram per hari.

Namun, apa benar diet garam efektif dalam meningkatkan kualitas kesehatan para penderita penyakit jantung? Sebuah ulasan terhadap beberapa penelitian tentang kaitan konsumsi garam dengan penyakit jantung yang dimuat dalam Jurnal Asosiasi Kesehatan Amerika mempertanyakan apakah mengurangi konsumsi garam dapat meningkatkan kesehatan penderita jantung.

Baca juga:
6 Rambu Buat Pasien Penyakit Jantung yang Ingin Olahraga
Waspadalah, 5 Tanda Ini Bisa Jadi Indikator Penyakit Jantung

Ulasan tersebut menyatakan tidak ditemukan data yang menunjukkan mengurangi asupan garam dapat memperpanjang harapan hidup, meningkatkan kualitas kesehatan, atau mencegah kemungkinan penderita dirawat di rumah sakit akibat gangguan jantung.

“Dari empat hasil penelitian yang diulas, dua di antaranya membuktikan bahwa pengurangan konsumsi garam dapat meningkatkan fungsi jantung, sementara dua penelitian lain menunjukkan hal sebaliknya,” ulas Dr. Clyde Yancy, ahli kardiologi dari Universitas Northwestern, Amerika Serikat, yang menulis ulasan di atas.

Artikel lain:
Menstrusasi Dini dan 9 Faktor Risiko Penyakit Jantung pada Wanita
Kurangi Risiko Penyakit Jantung dengan Makan 1 Butir Telur Sehari

Meski demikian, Yancy tetap menyarankan agar penderita penyakit jantung serius tidak mengonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi secara berlebihan.

“Karena natrium yang terkandung dalam garam dapat mengikat cairan dalam tubuh yang menyebabkan jantung lemah,” paparnya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."