Buah Ciplukan, Redakan Vertigo sampai Mencegah Kanker

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Buah Ciplukan. tokopedia

Buah Ciplukan. tokopedia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tanaman ciplukan memiliki banyak nama di sejumlah tempat. Di Inggris, orang mengenalnya dengan nama Morel Berry, Ceplukan di Jawa, Cecendet buat orang Sunda, disebut Yor-yoran di Madura, Keceplokan di Bali, dan Leletokan di Minahasa.

Tanaman ciplukan memiliki nama latin Physalis Angulata L. Ini adalah tanaman yang habitatnya di iklim tropis. Tanaman ciplukan biasanya tumbuh di semak-semak, tepi jalan, kebun, dan hutan. Buahnya berwarna hijau kekuningan.

Dulu tanaman ciplukan dianggap sebagai gulma. Namun serangkaian penelitian menunjukkan kalau setiap bagian dari tanaman ini bisa menjadi obat mujarab untuk berbagai penyakit. Mulai dari buah, daun, batang, sampai akarnya bisa digunakan untuk mengatasi malaria, asma, hepatitis, dermatitis, rematik, demam, flu, dan penyakit lain.

Buah Ciplukan. bukalapak.com

Akar tanaman ciplukan berkhasiat sebagai zat anti-inflamasi hingga meningkatkan sistem imunitas tubuh. Sementara daun ciplukan dapat mengobati vertigo, menurunkan tekanan darah, sampai mengatasi masalah jantung. Batangnya mengandung zat anti-neoplastik atau mencegah pertumbuhan dan persebaran sel-sel kanker.

Khusus untuk buah ciplukan, beberapa khasiat yang bisa diambil adalah menurunkan risiko kanker, mencegah diabetes, mengobati epilepsi, sampai menjaga kesehatan mulut. Kandungan antioksidan yang tinggi pada buah ciplukan membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh dan mampu menangkal tumbuhnya sel-sel kanker.

Baca: Kenali 9 Jenis Kanker dengan Pemeriksaan DNA

Adapun kandungan senyawa asam dan berbagai mineral pada buah ciplukan efektif memperbaiki sel-sel saraf yang rusak. Ditambah lagi vitamin C dari buah ciplukan baik untuk mencegah dan mengobati sakit tenggorokan, sariawan, gusi berdarah, dan penyakit lain di area mulut.

SILVY RIANA PUTRI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."