Bocah Mandi Oli Bekas, Apa Dampaknya Bagi Kesehatan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Seorang anak laki-laki dihukum karena telah mencuri onderdil mobil di Sleman, Yogyakarta. (Facebook)

Seorang anak laki-laki dihukum karena telah mencuri onderdil mobil di Sleman, Yogyakarta. (Facebook)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seorang anak laki-laki mendapat hukuman karena  mencuri onderdil mobil di Sleman, Yogyakarta. Sebagai hukuman, anak tersebut diminta menyiram tubuhnya dengan oli bekas.

Kejadian tersebut menjadi viral setelah diunggah akun Facebook Masy Hadi Urc pada Senin 30 April 2018. Akun tersebut mengunggah beberapa foto sang anak tengah berdiri sambil menyiram oli bekas ke tubuhnya. Oli terlihat melapisi tubuh sang anak hingga menjadi hitam. 

Aksi anak laki-laki menyiram tubuh dengan oli bekas mengundang perhatian netizen. Banyak netizen mengkritik aksi tersebut. Pasalnya, oli bekas memiliki dampak buruk terhadap kondisi kesehatan seseorang. 

Facebook

Oli bekas masuk dalam kategori Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Bahan ini dinilai memiliki kandungan yang bisa mencemarkan, merusak, dan membahayakan lingkungan serta makhluk hidup. Sifatnya mudah meledak dan terbakar. Bahan ini juga beracun lalu mampu menyebabkan infeksi.

Ketika seseorang menyiram tubuh dengan oli bekas seperti yang dilakukan anak tersebut, kandungannya bisa terserap. Kandungan oli bekas masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, mulut atau kulit. Ini mengakibatkan seseorang rentan mengalami kerusakan sistem saraf, kulit, pencernaan, pernafasan, dan peredaran darah sekaligus jantung.

Baca juga: Karakter Orang Tua Zaman Now Bikin Anak Lebih Mandiri

Tidak hanya itu, dampak lebih berat pun bisa terjadi saat seseorang menyiram tubuh dengan oli bekas. Kandungan oli bekas mampu memicu kanker, mutasi sel tubuh, dan kerusakan sistem reproduksi. Bahkan resiko kematian juga bisa muncul karena kandungan tersebut.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."