Adjie Notonegoro Tunjukkan 20 Koleksi Batik Prada Nusantara

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Desainer Adjie Notonegoro menunjukkan 20 busana terbarunya bertajuk Batik Prada Nusantara di The Zora, BSD City. TEMPO | Alia F

Desainer Adjie Notonegoro menunjukkan 20 busana terbarunya bertajuk Batik Prada Nusantara di The Zora, BSD City. TEMPO | Alia F

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Perancang busana Adjie Notonegoro menggelar fashion show koleksi terbarunya bertajuk Batik Prada Nusantara. Ada 20 koleksi busana Adjie yang dibuat secara ekslusif. Adjie mengatakan, desain koleksi Batik Prada Nusanatara ini dibuat ketika menggoreskan lukisan di atas kain yang menggunakn tinta emas dan dilakukannya dengan spontan.

"Ada yang masih berbentuk kain lalu saya lukis. Ada pula yang sudah berbentuk baju. Jadi inspirasinya dari Tuhan," kata Adjie Notonegoro di The Zora, BSD City Tangerang Selatan, Jumat 15 Desember 2017. Adjie mengatakan karya seni tersebut dibuatnya hanya satu buah.

Adjie Notonegoro menggelar 20 busana terbarunya bertajuk Batik Prada Nusantara di The Zora, BSD City. TEMPO | Alia F

"Ini merupakan karya seni otentik goresan tangan saya di atas kain linen Prada yang menjadi signature koleksi ini," ucap Adjie Notonegoro yang berharap karyanya tersebut bisa menjadi trend setter.

Adjie melukis lebih banyak motif bunga di Indonesia, misalnya bunga kamboja dari Bali, bunga bangkai dari Lampung, ada motif Bengkulu serta burung merak yang diaplikasikan untuk jas pria.

Desainer Adjie Notonegoro menunjukkan 20 busana terbarunya bertajuk Batik Prada Nusantara di The Zora, BSD City. TEMPO | Alia F

Dalam deretan 20 koleksi busana ini, sebagian besar ditujukan untuk busana di acara resmi pada malam hari. Untuk palet warna yang digunakan, kebanyakan Adji menggunakan warna dasar, seperti merah, hitam, dan coklat. Ada juga yang menerapkan warna shocking pink.

ALIA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."