Para Perempuan Difabel Belajar Makeup Menambah Rasa Percaya Diri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Makeup artist yang seorang insan tuli, Hasniah, tengah merias Maisty, penyandang disabilitas kursi roda, di acara kelas makeup Y.O.U untuk perempuan difabel di Jakarta, Selasa, 3 November 2019. TEMPO/Mila Novita

Makeup artist yang seorang insan tuli, Hasniah, tengah merias Maisty, penyandang disabilitas kursi roda, di acara kelas makeup Y.O.U untuk perempuan difabel di Jakarta, Selasa, 3 November 2019. TEMPO/Mila Novita

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaMakeup tak bisa dilepaskan dari keseharian perempuan, tanpa terkecuali disabilitas. Sayangnya saat ini, tak banyak perempuan difabel yang memiliki keahlian makeup, setidaknya untuk dirinya sendiri. Brand kosmetik Y.O.U pun mengadakan kelas makeup bersama Komunitas Cahaya Disabilitas di Jakarta, Selasa, 3 November 2019 untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional. 

Brand Director Y.O.U Dickson Leo mengatakan, teman-teman difabel sering dipandang sebagai orang yang memiliki kekurangan. Padahal, penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan yang dapat diasah untuk membuahkan hasil. Mereka juga bisa menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitar bahwa keterbatasan fisik bukan halangan bagi mereka untuk tampil cantik dan percaya diri.

Makeup bisa meningkatkan percaya diri, penting untuk semua wanita, apa pun golongannya,” kata ia.

Kelas ini diikuti oleh sekitar 30 perempuan disabilitas tuli dan pengguna kursi roda. Salah satu anggota komunitas, Hasniah, berpartisipasi sebagai makeup artist. Nia, sapaan Hasniah, sebelumnya pernah mengikuti kelas makeup serupa yang diselenggarakan Y.O.U pada Juni 2019 lalu.

Nia yang seorang insan tuli mengaku tertarik pada dunia makeup sejak kelas dua SMA. Selama ini belajar secara autodidak dengan banyak melihat video YouTube. Jadi, ketika ada kelas makeup offline, ia sangat antusias mengikutinya.

“Saya senang mengikuti kelas makeup karena saya bisa menambah ilmu,” ucap perempuan 39 tahun ini.

Nia yang juga seorang penjahit pakaian tidak hanya menerapkan keahliannya untuk diri sendiri. Ia juga mempercantik orang lain dan kini menjadikan keahliannya itu  sebagai profesi.  

“Ada yang melihat makeup saya, lalu suka. Dia lalu meminta saya merias. Sekarang setiap Sabtu dan Minggu saya merias,” ucap Nia.

Peserta lainnya adalah Maisty Akhdaniyah. Penyandang disabilitas kursi roda ini mengatakan pernah mengikuti kelas makeup pada Juni lalu. Kini dia sudah menerapkan keahliannya untuk dirinya sendiri dan sang ibu. Kali ini, Maisty kembali mengikuti kelas yang sama untuk menambah keahliannya. Ia mengaku senang bisa menggunakan makeup untuk dirinya sendiri dan ibunya. 

“Saya lebih percaya diri, disabilitas meski di kursi roda tapi bisa beraktivitas seperti yang lain," tandas Maisty. 

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."